gula merah dari tebu
Kamis, 15 September 2011
0
komentar
Achmad Rubai (70), eksportir gula merah, mengatakan, selama tahun 2009 ekspor gula merah hanya 1.470 ton atau sekitar tujuh kontainer dengan kapasitas 210 ton per kontainernya.
"Dibanding tahun-tahun sebelumnya, volume ekspor gula merah tahun ini turun sekitar 50 persen. Pasalnya, rata-rata per tahun kami mengekspor 12-15 kontainer atau sekitar 3.150 ton gula merah," ujarnya, Selasa (31/3) di Kediri.
Rubai mengatakan, penurunan ekspor mulai terjadi tahun 2008. Saat itu eksportir gula merah didera persaingan pasar dengan negara-negara eksportir produk sejenis seperti China, Vietnam, Bolivia, Thailand, dan India.
"Pesaing terbesar kita adalah China dan Vietnam. Pasalnya mereka berani menawarkan produk dalam jumlah besar dengan harga yang sangat murah, selisih sekitar sepertiga dari harga gula produksi perajin di Kediri," katanya.
Akibat menurunnya permintaan ekspor gula merah tersebut, Rubai terpaksa menurunkan produksinya. Penurunan produksi itu diikuti pula dengan pengurangan jumlah tenaga kerja. Jika sebelumnya ia memiliki 21 karyawan, sekarang tinggal 14 orang yang dipertahankan.
Pasar ekspor gula merah Indonesia di Jepang sebenarnya sangat potensial. Apalagi kualitas gula merah khususnya buatan Kediri diakui lebih bagus dibandingkan produksi gula merah dari China dan Vietnam. "Kadar gula kita mampu mencapai 87 persen dengan kadar air hanya 5 persen," ucapnya.
Di Jepang, gula merah digunakan sebagai bahan campuran industri pembuatan sirup, kecap dan makanan olahan. Harga pasar ekspor juga cukup menjanjikan, yakni sekitar Rp 4.500-Rp 5.000 per kilogram. Jauh lebih mahal dibandingkan harga gula merah di pasar lokal sekitar Rp 3.000 per kg.
Perajin gula merah berharap, dampak krisis global segera teratasi agar kinerja ekspor mereka kembali terdongkrak. Mereka juga berharap pemerintah pusat membantu mencarikan alternatif pasar ekspor ke negara-negara lain.
"Kalau kami yang harus mencari pasar ekspor, kami kesulitan karena akses sangat terbatas. Apalagi biaya untuk promosi juga mahal," kata Rubai.
Data Dinas Pemasaran Kabupaten Kediri menunjukkan jumlah perajin gula merah di mencapai 400 unit usaha. Salah satu sentra gula merah terdapat di Desa Slumbung, Kecamatan Ngadiluwih.
Kepala Dinas Pemasaran Kabupaten Kediri Andes Erwanto belum bisa dikonfirmasi terkait merosotnya ekspor gula merah. Namun dalam berbagai kesempatan sebelumnya, ia mengatakan bahwa krisis global sangat berdampak pada menurunnya kinerja ekspor sejumlah produk dari Kediri termasuk produk-produk kerajinan tangan yang diekspor melalui Bali.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: gula merah dari tebu
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://cintafido.blogspot.com/2011/09/gula-merah-dari-tebu.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar